Selasa, 09 Juli 2013

terlalu lemahkah aku, ketika teman-temanku selalu saja membuatku terdiam saat mereka mulai menyebut namamu dalam candaan yang selalu mereka lakukan? terlalu lemahkah aku, ketika aku selalu saja menangis ketika ingatan ini selalu memutar kembali saat-saat indah yang sering kita lakukan dulu? terlalu lemahkah aku, ketika air mata ini selalu saja menetes saat senyum itu selalu hadir dalam mimpiku tanpa pernah aku mengharapkannya?
aku sadar, bahwa kini kamu tak lagi bisa tertawa bersamaku. dan hanya bayang semu dirimulah yang selalu temani hari-hariku. tapi, mengapa aku selalu saja menangis ketika aku mulai menyadari bahwa kini, kamu hanya sebatas harapan kosong yang tak akan pernah bisa aku dapatkan lagi? 
aku mengerti moved on bukan sekedar melupakan, tapi juga bisa menerima kenyataan bahwa kamu sudah tak lagi bersamaku. memang, di dalam khayalanku, aku selalu  menganggap bahwa kamu tetap menjadi milikku, milikku seutuhnya. tapi, ini dunia nyata bukan dunia khayalan yang penuh dengan keajaiban. tapi mengapa, selalu dan selalu saja aku tak bisa terima bahwa kenyataannya, kau telah pergi membuat cerita baru? tentu saja, bukan aku lagi pemeran wanitanya.
inikah yang disebut dengan rasa sayang? ketika otak dan perasaan tak lagi bersatu dalam sebuah ikatan yang harmonis. ketika semua rasa dan pikiran berebut untuk menemukkan perannya masing-masing. tapi, bukankah rasa sayang itu tak pernah membuat si pemiliknya merasa sakit hati? tapi mengapa orang bilang, belum bisa disebut sayang ketika kita belum pernah merasakan apa itu sakit? 
kini aku tak perlu lagi menjawab semua pertanyaan itu, karena aku telah merasakan semuanya. yang perlu kulakukan hanya mencari bagaimana caranya agar bisa lari dari semua kenangan-kenangan yang selalu membayangiku. tapi aku juga tak bisa lari dari kenyataan bahwa i'm still loving you...